Minggu, 09 Desember 2018

Ceramah di Paris 10 Juli 2018


Ceramah Master Chin Kung di Paris, Perancis, 10 Juli 2018
Judul : Membantu orang lain adalah membantu diri sendiri

Sutra Buddha mengajarkan kita untuk menghormati orang lain, membantu orang lain. Mengapa tidak sanggup melakukannya? Oleh karena pongah, merasa diri sendiri yang paling hebat.

Maka itu ketika melihat orang lain kesusahan, pura-pura tidak tahu, mementingkan diri sendiri, ini menciptakan karma buruk, masih mengira diri sendiri seorang praktisi Buddhis. Padahal Ajaran Buddha mengajari manusia untuk menghormati dan membantu orang lain.

Kita tidak punya pahala, oleh karena tidak punya pahala makanya tidak sanggup menjadi pimpinan atau ketua vihara. Seorang pemimpin harus mempunyai berkah, barulah organisasi yang dipimpinnya dapat berjaya. Maka itu diri sendiri harus menyadari kemampuan sendiri, saya tidak berbakat, makanya takkan memilih jalan tersebut.

Buddha Dharma dapat menyelamatkan dunia ini, namun sayangnya tidak ada orang yang menyebarluaskan-nya, semua orang sibuk dengan urusan organisasi masing-masing.

Dia tidak tahu, sekarang dia sibuk mengejar ketenaran dan keuntungan, kelak ke mana dia akan menuju? Jatuh ke Neraka. Neraka itu mudah dituju, tapi sulit untuk keluar. Sutra Buddha menyebutkan bahwa untuk keluar dari Neraka Avici, butuh waktu sekitar satu kalpa besar, sungguh mengerikan!

Apabila anda adalah seorang penceramah, maka fokuslah menjadi seorang penceramah, jangan lagi berganti peranan. Bagi pimpinan kebaktian maka fokuslah jadi pimpinan kebaktian, belajar itu mesti terfokus, hal ini sangat penting.

Ingatlah, hati yang suci menumbuhkan kebijaksanaan, inilah hati sejati, tidak butuh belajar. Saya tidak pernah belajar, tetapi ketika berdiskusi dengan para pimpinan negara, Presiden, Perdana Menteri, saya juga tidak pernah belajar, namun begitu ditanya, saya bisa langsung menjawabnya; ketika tidak ditanya, saya tidak tahu apa-apa. Maka itu kesucian hati merupakan faktor yang sangat penting, oleh karena dapat menumbuhkan kebijaksanaan.

Semua ceramahku tersimpan dengan lengkap. Tanpa membangun landasan yang kokoh, lalu ingin mengejar target yang terlampau tinggi, maka takkan ada seorang pun yang bakal berhasil, dia takkan bisa mewujudkannya.

Mesti menggenggam erat prinsip-prinsip umum yakni : Ajaran Buddha mengajari kita melenyapkan tujuh perasaan emosional (suka, marah, sedih, senang, sayang, benci, nafsu keinginan) dan lima nafsu keinginan (harta, rupa, ketenaran, makanan dan tidur); Konfusius mengajarkan pada kita, untuk ditampilkan keluar, “harmonis, bajik, hormat, bersahaja, mengalah”. Takkan bersaing dengan orang lain, hobi bersaing hanya akan membawa kerugian besar bagi diri sendiri.

Orang zaman dulu bilang, “Dirugikan adalah berkah”, anda dapat menerima kerugian dengan ikhlas, maka pahalamu akan sangat besar. Darimana pahala berasal? Dari ikhlas menerima kerugian.

Setelah melewati usia 90 tahun, tidak banyak lagi waktu yang tersisa, ada berapa banyak orang yang bisa mencapai usia seabad? Maka itu hati kian ber-Maitri Karuna, suka melakukan lebih banyak kebajikan.

Manusia harus memikirkan masa kehidupan yang akan datang, minimal harus mencapai Surga. (Bagi praktisi Aliran Tanah Suci, mesti terlahir ke Alam Sukhavati). Untuk terlahir di Surga atau Alam Dewa, harus mengamalkan Sepuluh Kebajikan.

Dengan menyempurnakan etika moral, anda masih berkesempatan bertumimbal lahir di Alam Manusia; kalau bertentangan dengan tata susila, maka jatuh ke tiga alam rendah.

Waktu berlalu dengan begitu cepat! Saya berceramah sudah 60 tahun lamanya, cuma satu petikan jari, dalam sekejab mata semua ini telah berlalu. Hendaknya senantiasa memikirkan masa kehidupan mendatang, jalan bagaimana yang akan ditempuh.

Yang penting adalah menghormati makhluk hidup, bukan saja manusia, namun terhadap satwa dan tumbuh-tumbuhan juga serupa. Menghormati mereka, membantu mereka tanpa pamrih. Seperti semut kecil yang jatuh ke dalam air, kita bantu mereka supaya dapat naik ke permukaan yang kering, tampaknya ini cuma hal sepele, namun para Buddha ikut bersukacita.

Para Buddha melihat anda di dunia ini memupuk berkah, menimbun kebajikan, menjalin jodoh baik, semua ini merupakan perbuatan baik, maka itu para Buddha ikut bersukacita.

Setiap saat jangan lupa membantu orang lain, membantu orang lain adalah membantu diri sendiri.


法國巴黎餐後開示念念不要忘記幫助別人,幫助別人就是幫助自己  (第九集)  2018/7/10  法國巴黎精舍  檔名:32-295-0009
  佛經裡面教給我們,要尊重別人、要幫助別人。為什麼做不到?自己貢高我慢、唯我獨尊。所以看到別人有苦難,若無所見,他看不到,都是自私自利,都是在造業,還以為學佛。佛教人最重要的,就是尊重人、幫助人。
  我們自己沒有福報,沒有福報就不能做主人、主公,方丈、住持、領導,現在叫領導,沒有福報的人不能做領導。領導一定要有福,他才會興旺、才搞得起來;沒有福報的人做領導,幾天就下台了。所以自己要知道,我不是那個材料,我就不走那條路。
  佛法能救世界,沒人宣揚,都忙著搞自己的山頭。他不知道,我們現在學那些名聞利養,來生怎麼辦?一墮在地獄,地獄很容易墮進去,出來可太難了。照佛經上講,無間地獄的人要出來,差不多是一個大劫,多可怕!
  現在講經,你這一生專講經,別搞別的。搞經懺專門搞經懺,講經的專門講經,學有所專,很重要。
  記住,清淨心生智慧,就是真心,不必要學。我沒有學過,這些事我沒學過,可是我跟這些領導人,這些總統、總理在一塊聊天、談話,都不是學來的,你一問,我就能聽懂,我就能給你解答;你要不問,我也不知道。這清淨心重要,生智慧。
  我過去講的那些,蒐集得很完整。沒有這個基礎,好高騖遠,沒有一個成就的,他做不到。總的綱領抓緊,總綱領就是:佛教我們放下七情五欲;孔老夫子教給我們,表現在外面,溫良恭儉讓,那就是菩薩,溫和、善良、恭敬、節儉、禮讓。決定不要跟人爭,跟人爭最後自己虧吃得很大。古人說了一句話,「吃虧是福」,你能學會吃虧,你的福報就很大。福報從哪來的?從吃虧來的。
  九十以後,未來的時間沒有多久了,幾個人活到一百歲?所以心地愈慈悲,喜歡做一點好事。時時想到來生,來生我到哪裡去?至少要往上走,愈走愈高,至少要生天。天憑什麼?十善業道,能保證你生天。倫常道德,保證你來生還得人身;你對這個有相違背,下面去了,三惡道去了。貪心,餓鬼;瞋恚,阿修羅,也是地獄,福報大的,當阿修羅去,沒有福報的,墮在地獄。
  時間過得太快!我們出來講經到今年六十年了,這一彈指,轉眼就到了。要常常想著來生,我們距離來生一天比一天近,這是真正想到自己這條路怎麼走法。
  最重要的是佛教給我們要尊重眾生,不是眾人,是眾生,現在講生物,對於一切生物要尊重。尊重他們,還要無條件幫助他們,他們需要什麼,隨手幫助他們。你像小蟲爬到這裡,牠想爬上來,爬不上來,我們幫助牠上來,這小事情,諸佛歡喜。諸佛看到你,你在這裡修福、積德、結善緣,這好事,諸佛看到歡喜。
  念念不要忘記幫助別人,幫助別人就是幫助自己。