Ceramah Master Chin
Kung di Paris, Perancis, 10 Juli 2018
Judul : Membantu
orang lain adalah membantu diri sendiri
Sutra Buddha
mengajarkan kita untuk menghormati orang lain, membantu orang lain. Mengapa tidak
sanggup melakukannya? Oleh karena pongah, merasa diri sendiri yang paling
hebat.
Maka itu ketika
melihat orang lain kesusahan, pura-pura tidak tahu, mementingkan diri sendiri,
ini menciptakan karma buruk, masih mengira diri sendiri seorang praktisi
Buddhis. Padahal Ajaran Buddha mengajari manusia untuk menghormati dan membantu
orang lain.
Kita tidak punya
pahala, oleh karena tidak punya pahala makanya tidak sanggup menjadi pimpinan
atau ketua vihara. Seorang pemimpin harus mempunyai berkah, barulah organisasi
yang dipimpinnya dapat berjaya. Maka itu diri sendiri harus menyadari kemampuan
sendiri, saya tidak berbakat, makanya takkan memilih jalan tersebut.
Buddha Dharma dapat
menyelamatkan dunia ini, namun sayangnya tidak ada orang yang menyebarluaskan-nya,
semua orang sibuk dengan urusan organisasi masing-masing.
Dia tidak tahu,
sekarang dia sibuk mengejar ketenaran dan keuntungan, kelak ke mana dia akan
menuju? Jatuh ke Neraka. Neraka itu mudah dituju, tapi sulit untuk keluar.
Sutra Buddha menyebutkan bahwa untuk keluar dari Neraka Avici, butuh waktu sekitar
satu kalpa besar, sungguh mengerikan!
Apabila anda adalah
seorang penceramah, maka fokuslah menjadi seorang penceramah, jangan lagi
berganti peranan. Bagi pimpinan kebaktian maka fokuslah jadi pimpinan
kebaktian, belajar itu mesti terfokus, hal ini sangat penting.
Ingatlah, hati yang
suci menumbuhkan kebijaksanaan, inilah hati sejati, tidak butuh belajar. Saya
tidak pernah belajar, tetapi ketika berdiskusi dengan para pimpinan negara, Presiden,
Perdana Menteri, saya juga tidak pernah belajar, namun begitu ditanya, saya
bisa langsung menjawabnya; ketika tidak ditanya, saya tidak tahu apa-apa. Maka
itu kesucian hati merupakan faktor yang sangat penting, oleh karena dapat
menumbuhkan kebijaksanaan.
Semua ceramahku
tersimpan dengan lengkap. Tanpa membangun landasan yang kokoh, lalu ingin
mengejar target yang terlampau tinggi, maka takkan ada seorang pun yang bakal
berhasil, dia takkan bisa mewujudkannya.
Mesti menggenggam
erat prinsip-prinsip umum yakni : Ajaran Buddha mengajari kita melenyapkan
tujuh perasaan emosional (suka, marah, sedih, senang, sayang, benci, nafsu
keinginan) dan lima nafsu keinginan (harta, rupa, ketenaran, makanan dan tidur);
Konfusius mengajarkan pada kita, untuk ditampilkan keluar, “harmonis, bajik,
hormat, bersahaja, mengalah”. Takkan bersaing dengan orang lain, hobi bersaing
hanya akan membawa kerugian besar bagi diri sendiri.
Orang zaman dulu
bilang, “Dirugikan adalah berkah”, anda dapat menerima kerugian dengan ikhlas,
maka pahalamu akan sangat besar. Darimana pahala berasal? Dari ikhlas menerima
kerugian.
Setelah melewati
usia 90 tahun, tidak banyak lagi waktu yang tersisa, ada berapa banyak orang
yang bisa mencapai usia seabad? Maka itu hati kian ber-Maitri Karuna, suka
melakukan lebih banyak kebajikan.
Manusia harus
memikirkan masa kehidupan yang akan datang, minimal harus mencapai Surga. (Bagi
praktisi Aliran Tanah Suci, mesti terlahir ke Alam Sukhavati). Untuk terlahir
di Surga atau Alam Dewa, harus mengamalkan Sepuluh Kebajikan.
Dengan
menyempurnakan etika moral, anda masih berkesempatan bertumimbal lahir di Alam
Manusia; kalau bertentangan dengan tata susila, maka jatuh ke tiga alam rendah.
Waktu berlalu
dengan begitu cepat! Saya berceramah sudah 60 tahun lamanya, cuma satu petikan
jari, dalam sekejab mata semua ini telah berlalu. Hendaknya senantiasa memikirkan
masa kehidupan mendatang, jalan bagaimana yang akan ditempuh.
Yang penting adalah
menghormati makhluk hidup, bukan saja manusia, namun terhadap satwa dan
tumbuh-tumbuhan juga serupa. Menghormati mereka, membantu mereka tanpa pamrih.
Seperti semut kecil yang jatuh ke dalam air, kita bantu mereka supaya dapat
naik ke permukaan yang kering, tampaknya ini cuma hal sepele, namun para Buddha
ikut bersukacita.
Para Buddha melihat
anda di dunia ini memupuk berkah, menimbun kebajikan, menjalin jodoh baik,
semua ini merupakan perbuatan baik, maka itu para Buddha ikut bersukacita.
Setiap saat jangan
lupa membantu orang lain, membantu orang lain adalah membantu diri sendiri.
法國巴黎餐後開示—念念不要忘記幫助別人,幫助別人就是幫助自己 (第九集) 2018/7/10 法國巴黎精舍 檔名:32-295-0009
佛經裡面教給我們,要尊重別人、要幫助別人。為什麼做不到?自己貢高我慢、唯我獨尊。所以看到別人有苦難,若無所見,他看不到,都是自私自利,都是在造業,還以為學佛。佛教人最重要的,就是尊重人、幫助人。
我們自己沒有福報,沒有福報就不能做主人、主公,方丈、住持、領導,現在叫領導,沒有福報的人不能做領導。領導一定要有福,他才會興旺、才搞得起來;沒有福報的人做領導,幾天就下台了。所以自己要知道,我不是那個材料,我就不走那條路。
佛法能救世界,沒人宣揚,都忙著搞自己的山頭。他不知道,我們現在學那些名聞利養,來生怎麼辦?一墮在地獄,地獄很容易墮進去,出來可太難了。照佛經上講,無間地獄的人要出來,差不多是一個大劫,多可怕!
現在講經,你這一生專講經,別搞別的。搞經懺專門搞經懺,講經的專門講經,學有所專,很重要。
記住,清淨心生智慧,就是真心,不必要學。我沒有學過,這些事我沒學過,可是我跟這些領導人,這些總統、總理在一塊聊天、談話,都不是學來的,你一問,我就能聽懂,我就能給你解答;你要不問,我也不知道。這清淨心重要,生智慧。
我過去講的那些,蒐集得很完整。沒有這個基礎,好高騖遠,沒有一個成就的,他做不到。總的綱領抓緊,總綱領就是:佛教我們放下七情五欲;孔老夫子教給我們,表現在外面,溫良恭儉讓,那就是菩薩,溫和、善良、恭敬、節儉、禮讓。決定不要跟人爭,跟人爭最後自己虧吃得很大。古人說了一句話,「吃虧是福」,你能學會吃虧,你的福報就很大。福報從哪來的?從吃虧來的。
九十以後,未來的時間沒有多久了,幾個人活到一百歲?所以心地愈慈悲,喜歡做一點好事。時時想到來生,來生我到哪裡去?至少要往上走,愈走愈高,至少要生天。天憑什麼?十善業道,能保證你生天。倫常道德,保證你來生還得人身;你對這個有相違背,下面去了,三惡道去了。貪心,餓鬼;瞋恚,阿修羅,也是地獄,福報大的,當阿修羅去,沒有福報的,墮在地獄。
時間過得太快!我們出來講經到今年六十年了,這一彈指,轉眼就到了。要常常想著來生,我們距離來生一天比一天近,這是真正想到自己這條路怎麼走法。
最重要的是佛教給我們要尊重眾生,不是眾人,是眾生,現在講生物,對於一切生物要尊重。尊重他們,還要無條件幫助他們,他們需要什麼,隨手幫助他們。你像小蟲爬到這裡,牠想爬上來,爬不上來,我們幫助牠上來,這小事情,諸佛歡喜。諸佛看到你,你在這裡修福、積德、結善緣,這好事,諸佛看到歡喜。
念念不要忘記幫助別人,幫助別人就是幫助自己。